Oktober, buat siapapun yang ingin mengunjungi Jogja atau Djogjakarta atau Yogya adalah bulan yang tepat untuk merefleksikan semua pikiran dan kesatuan dalam perbedaan. Kenapa? karena tepat di bulan itu pula kota Jogja berulang tahun, kebetulan kemarin itu ulang tahun yang ke-255, wow..that's wonderful age!
Begini, saya mau menyajikan event yang telah saya tunggu-tunggu dalam tiga hari berturut-turut yaitu "International Ethnic Culture Festival" pada tanggal 7-9 Oktober 2011 di pelataran Serangan Oemoem 1 Maret 1945. Well, awalnya saya gak tahu ini event apaan karena memang diundang lewat twitter oleh teman saya yang bernama Rahmanu yang kebetulan juga dia suka dengan acara cultural beginian, kita satu penikmat seni kali ya? Saya meng-iyakan saja untuk ikut hadir dalam acara itu, ya...memang sih statusnya sebagai penonton, tak apalah.
Saya appreciate sekali dengan kota Jogja yang sering mengadakan acara-acara semacam ini, terlebih lagi budaya mungkin di sini dititikberatkan pada tarian tradisional. Tapi, gak cuma tari tradisional aja sih yang ditampilkan di acara ini, tapi tarian dari negeri nun jauh disana semacam ada peserta dari Spanyol dan Chili ikut terlibat dalam pentas ini.
Hari pertama, kami datang untuk menunjukkan antusias kami dalam acara ini, ya walaupun kami datang berempat sih, saya, rahmanu, dewi, dan dwika yang semuanya adalah teman dari Kopma UGM, tapi kami sangat 'wah' untuk tetap menonton acara ini dari awal pembukaan hingga acara selesai pada malam itu. Sajian yang kami dapat dari acara ini mulai dari tarian Aceh yang sampai kami tertawa karena gerak-gerik dari seorang penarinya yang 'tidak biasa', Jambi, NTB, Sulawesi Selatan, hingga Chili yang menyajikan tarian berupa parodi yang penyajinya melakukan interasksi dengan seorang penonton, yang terlihat dari tarian dan parodi ini adalah kegombalan dan kejayusannya, namun kami juga alhasil bisa tertawa melihat tingkahnya.
Had a wonderful nite at this time, kenapa?karena emang saya gagap dengan budaya Indonesia sendiri, jangankan budaya dari bagian Indonesia mana...tapi budaya dari lokal sendiri aja gak tahu cui... *tabok diri sendiri*
Hari berikutnya, tepatnya pada tanggal 8 Oktober 2011 unfortunetly, saya ketinggalan beberapa tarian daerah karena memang saya dan teman (hario) sengaja datang tidak pada jam-jam awal dimulainya sajian kesenian tersebut,