3/5 |
Sebenarnya saya agak kurang suka kalau sebuah novel fiksi atau non-fiksi difilmkan, sik. Tapi, untuk memajukan perfilman Indonesia, no problem, heh?
Awalnya agak ragu juga nonton film 5 cm. ini, karena di antara film-film yang diputar di Empire XXI ada beberapa film yang sudah dan ingin sekali ditonton, awalnya sik mau nonton The Hobbit: Unexpected journey, tapi karena kebetulan teman-teman yang lain pengin nonton ini, yaweslah...ditonton juga. Mumpung hari Jumat kan ye....Jadwalnya Movie Freeday by Simpati dan bener-bener FREE, man! Sayangnya The Hobbit 3D, sik. Sempat juga ketika mengantri ada sedikit tragedi gak-pake-berdarah hanya sindir-menyindir bin nyolot-menyolot, maklum, saya membawa pasukan ksatria power rangers, jadi, maaf-maaf ya kalau yang tidak kebagian voucher nonton dari Simpatinya, soalnya power rangers ini satu orang bawa 2-3 handphone. But finally, antri juga 1 orang 1 handphone dan semua power rangers ini mengumpul semacem upil gitu, paling depan pula. Oke, back to the Review
Film yang berdurasi 126 menit yang diadaptasi dari novel karya Donny Dhirgantoro yang berjudul sama ini diperankan oleh beberapa aktor utama yang dibintangi oleh Herjunot Ali (Zafran), Fedi Nuril (Genta), Igor Saykoji (Ian), Raline Shah (Riani), Denny Sumargo (Arial), dan Pevita Pearce (Arinda). Disutradari mas Rizal Mantovani ini sebenernya premier-nya tanggal 12-12-2012 dikala orang-orang ribut doomsday gitu, deh. Malahan gak jadi, tuh. Ramalan suku Maya yang salah, apa orang-orangnya yang terlalu percaya, wes sing penting nonton, tho....
Mungkin, ada beberapa teman yang sudah khatam baca Qur'an, eh, maksudnya novelnya ( tidak termasuk saya :p) bertanya-tanya atau penasaran atau jadi mengecewakan setelah menonton filmnya. Menurut saya, sik. Soalnya orang-orang perfilman udah mencoba untuk menyamakan persepsi dan memunculkan satu sudut pandang. Dari kelima tokoh ini menurut saya, si sutrada sudah tepat mengambil cerita dari sudut pandang karakter Zafran di antara tokoh-tokoh lainnya.
Ceritan dari film ini totalitas adalah sebuah persahabatan, motivasi, dan cinta. Jikalau ingin melariskan sebuah novel remaja yang memotivasi dan ingin difilmkan, sepertinya para penulis harus buat genre yang seperti ini, maklum, orang Indonesia kan butuh motivasi, ya enggak, men? Balik lagi tentang film ini. Ada hal-hal yang agak janggal dari film ini, bagi yang belum membaca novelnya, pasti berfikir, apa hubungannya poster yang berjudul 5cm. dengan orang-orang mendaki gunung. Ada beberapa tokoh juga yang mendominasi, seperti Zafran, Genta, Ian, sedangkan yang lain hanya numpang lewat? Atau karena tokoh Zafran adalah sang pemeran utama?
Dari segi soundtrack pengisi lagu adalah Nidji dan sepertinya Nidji laris manis juga dalam membuat lagu-lagu soundtrack. Karena sebelumnya sukses juga menjadi pengisi soundtrack film Laskar Pelangi yang notabene film motivasi juga, at least dipercaya jadi agen perubahan, yaelaaah, masuk partai nasdem aja sekalian, terus dibikin deh jingle-nya. hoho....
Pernah mikir, gak? Kenapa si Genta ngajak ke gunung Semeru, bukan ke tempat lain? selain karena dari posternya yang gambar gunung, ya.... Bukannya kalau naik gunung itu setidaknya pernah ke sana atau pake guide. Maka dari itu, untuk pemula rasanya agak mengerutkan alis mata mengajak ke Semeru.
At least, ceritanya Indonesia banget, Mario Teguh pun kini mendapat saingan. hehe...High Motivated bagi para remaja yang galau masa depan (termasuk saya, mungkin), quote-nya orisinal (meski di novelnya, enggak. pffft), lugas, tegas, dan menjanjikan (sepertinya), dan muncul humor-humor ala ala remaja. Dari sinematografinya bagi saya cukup istimewa, karena menampakan keindahan gunung Semeru, kebetulan saya juga adalah penikmat gunung, jadi terkesan takjub pada sinematografinya. Entah, berapa kru film yang harus bolak-balik turun gunung, berapa aktor yang pernah tumbang di Semeru.
Eits, ada yang ketinggalan, memang sih agak aneh, ketika mendaki menuju gerbang pos hingga Ranu Kumbolo, Kali Mati dan Arcopodo para aktor di situ minum air dan kurang air minum, tapii....kenapa pas mendaki ke puncak yang notabene lebih dingin dan si Ian terguling hingga pingsan, tidak ada satupun yang membawa air minum. Saat menuju puncak pun, tidak di-shoot pendaki yang lain tapi tiba-tiba saat di puncak, nah loh. You gotta watch it, guys!
Di akhir cerita kita disuguhkan oleh cerita cinta yang istimewa menurut saya karena berupa twist slot, cinta terkadang sulit ditebak, ya. Begitulah kira-kira cinta. Saya suka dengan twist slot ini, namun sayang sekali, saat scene akan berakhir, saya tak terlalu suka ceritanya. Karena lagi-lagi prolog dari pemeran utama dan pemeran utamalah memang juaranya. (pukpuk malaikat, kamu sekarang bukan juara lagi ya )
Review ini hanya sekedar gambaran singkat saja, bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan pamor film itu, karena hal ini adalah murni sudut pandang saya. Ada hal yang membuat saya berkaca-kaca dalam adegan ini dari persahabatan dan pemandangan alam gunung Semeru, memang tidak mudah menjalin persahabatan, tidak apa kita memiliki teman sedikit namun akrab daripada banyak teman tapi tidak akrab, begitu kira-kira. Maka dari itu, saya member nilai : 3 dari 5