Sabtu, 28 Oktober 2017

Hy Life, what's going on?

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semoga postingan saya kali ini dapat memberi manfaat untuk yang membacanya, ya semoga tetap ada yang membacanya.

Bosan nggak kalau ceritain gue cari-cari kerja terus? Bosen kali, ya. 

Seenggaknya setelah lepas dari perusahaan satu, daftar ke perusahaan lainnya ada manfaatnya bagi gue. Mungkin yang insya Alloh dibawa sampai akhir hidup gue. Gue lebih mengenal kata pasrah, ikhlas dan istiqomah.

"Banyak juga, ya?"

Eits, mungkin satu yang tetap digaris bawahi, gue masih belajar juga, mungkin kalau penerapannya ternyata pas di jalan membuat gue kehilangan 'arah' harap dapat bisa langsung menegurnya.

Yuk, kita belajar...

Oh iya, tadi gue udah bilang, gue daftar ke perusahaan satu ke perusahaan lainnya artinya gue masih nganggur, ya. Terlepas dari cerita yang pernah gue posting sebelumnya di blog ini. Terakhir gue barusan gagal tes CPNS 2017 periode gelombang kedua. 

Fase sebelum tes CPNS 2017, begini...

Siapa yang nggak ngelak kalau setiap kali elo jalanin serangkaian tes kerja, dari perusahaan satu ke yang lainnya elo gagal terus? Galau dong? Sedih, kan. Kecewa, pasti nggak? Sama orang tua apalagi. Efeknya domino pula ketika umur elo juga mendekati umur kepala 3. 

Sebagian pasti ngejawab iya, kali ya? (Survey ngasal) 

Perubahan mental juga bakal nampak sih, jadi mulai menutup diri, sensitif, malu dan sifat yang bikin kita anti social (bukan: social social club, ya?) terlebih, kalau kita 'kosong' imannya, ngeri yang ada kalau kayak begini. Mudah-mudahan kita diberi lindunganNya dan diberi ketabahan, ya.

Kalau gue begini ceritanya...

Beruntung keluarga gue merupakan keluarga yang cukup taat untuk beribadah. Insya Alloh, mudah-mudahan tetap istiqomah dan terus naik kualitasnya. Berawal dari nyokap yang cerewet kalau gue suka nunda waktu sholat, sukanya tidur-tiduran sambil mainan handphone, ya mungkin dia risih liat anaknya gak produktif, gak beribadah dan sebagainya. Tapi, kalaupun kita bekerja liat orang muda nganggur yang gak ada kerjaannya pasti bakal risih juga, kan?

Lyfe goes on...

Gue gak berharap banyak juga saat setiap kali menerima panggilan kerja, skeptis duluan yang ada, kenapa? Gue dah tau jawabannya apa, iya. Gak diterima, kok. Maka dari itu, daripada gue  nggak ngapa-ngapain selama nganggur, kenapa nggak naikin kualitas iman aja? Dari sinilah gue mulai 'berbenah'.

Apa yang didapat?

Gue belajar ikhlas, insya Alloh. Disaat keadaan yang memaksa kita terus-terusan dibayangin rasa kecewa dan gagal, di situlah gue menemukannya. Kok bisa secepat itu nemunya? Kan belajar, gue juga buka dan baca Al-Quran beserta terjemahannya. Baca-baca literasi dari sumber yang insya Alloh jelas sanadnya. Beneran hati gue mulai tenang, adem dan bawaannya plong aja. 

Sayangnya, gue belum pernah datang ke majelis ilmu. Semoga ada yang ngajakin, ya? Atau dapat inisiatif datang sendiri dengan ringan melangkahkan kaki ini. Aamiin...

Fase ikhlas ini masih berlanjut ya sobat, semoga gue terus bisa membagikan cerita selanjutnya.

Gue tunda dulu, ya... karena sudah malam, dan mari kita istirahatkan sejenak. 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selasa, 09 Mei 2017

escaping: to feel sorry

"Nu, kalau pekerjaan itu tidak apa-apa tidak sesuai dengan jurusan waktu kuliah atau dididik di sekolah dulu. Buktinya Ayah dulu sekolah di jurusan kelistrikan tapi kerja masuk di jurusan telekomunikasi" tutur Ayah lewat telpon.

Hey, kok tiba-tiba gue udah menulis kalimat percakapan kayak gitu? 

Hayo, what's wrong with you, Nu?

....

Iya, gue mau cerita boleh? Intinya sih gue kabur dari Perusahaan baru tempat gue kerja. Memalukan!

Jadi, begini...

Sebenernya gue betah ya di tempat kerjanya, cuma ada beberapa yang bikin gue gak tahan dan gak mau berlama-lama alias berkarir di sana (iya, sih. Gue baru banget,belum banyak yang tau dari perusahaan itu dan kayaknya gue terlalu parno). 

Waktu gue kabur itu, posisi gue sedang ikut tes kerja di RNI (lagi) dan tidak izin, pada saat itu di tanggal 25 Maret 2017. Tanggal di mana perusahaan-perusahaan dapat gaji, karena salah prediksi jadilah gue gak bisa langsung balik ke Lampung dan berakhir menginap di Jakarta. Gak mau juga minta uang ke orang tua, karena memang pada saat itu gue benar-benar gak punya uang sama sekali untuk balik. Sakit hati sih, karena sebelumnya saja di Perusahaan perbankan gue gak kayak penggajiannya. Inget kan gue juga punya angsuran yang jatuh temponya tanggal segitu. 

"Perusahaannya bonafid gak sih, Nu?" tanya si Ibu pada saat gue memeutuskan resign dari perusahaan lama.

Gue jawab, belum bonafid. Masih disokong oleh induk perusahaannya dan merintis lagi dan lagi.

Gue belum menyebutkan perusahaannya, kan? Gue kasih clue, perusahaan perkebunan yang memproduksi buah pisang, pisangnya sering dijumpai kok di mall-mall kota besar. 

Di tanggal 26 Maret 2017 gue balik ke Lampung dengan membawa surat keterangan sakit dari temen gue yang kebetulan Dokter Gigi. Sampai di mes tanggal 27 Maret 2017 sekitar pukul 9 pagi. Gue tepar di mes, dan mengecek rekening belum ada kredit masuk. Awalnya tanda tangan kontrak diberitahukan kalau gaji sekitar tanggal 25-26 (jika tidak kena hari libur). Selain itu, gue masih ada pembawaan "rapi" dari perusahaan sebelumnya, yang sudah sedemikian rupa aturan dan klausulanya jelas walaupun sama-sama anak perusahaan dari perusahaan induk. 

Di tanggal 28 Maret 2017, gue kabur pukul 8 di saat semua karyawan yang tinggal di mes pada siap bekerja. Oh iya, tanggal 27 sore gaji baru masuk sih. 

Masih emosi gue nulisnya, entah kenapa gue sama perusahaan ini kesel aja.

Maaf, gue kabur dan penuh emosi menulisnya.

Begitu kronologisnya...

Jadi, walaupun gue bekerja sesuai dengan passion gue, tetapi kalau perusahaan itu tidak mendukung dan tidak baik, jadilah gue seperti tadi. Memang, bekerja itu tidak harus sesuai dengan idealitas kita, jika memang bekerja yang tidak sesuai dengan background pendidikannya, tapi passion itu dapat kita dijumpai pada saat kita sedang bekerja.

I am sorry, I just left you!

Minggu, 26 Maret 2017

Breakaway

"dreaming of what  I could be and if I'd end up happy I would pray, trying to reach out but when I tried to to speak out felt like no one could hear me, wanted to belong here but something felt so wrong here So I prayed, I could break away. I'll spread my wings and I'll learn how to fly. I'll do what it takes till I touch the sky. And I'll make a wish, take a chance, make a change, and breakaway" - Breakaway, Kelly Clarkson

I  am back and it's 2017!

Kenapa gue langsung masukin lirik lagu Breakaway di awal tulisan ini? Alasannya, karena gue udah moved out dari kerjaan yang dulu, yang gue sering keluhkan, karena gue bukan di tempat kerja yang sesuai dengan jurusan kuliah gue. Sekarang ceritanya lain.

Ternyata tulisan-tulisan gue di sini dulu, haha... agak sedikit cerita terkait gak passion-nya gue kerja di bank. Kaget juga dan seperti nggak pernah nulis cerita demikian juga, tapi pas dibaca-baca, gue senyum-senyum sendiri.

Di mana sih gue kerja? Itu pertanyaannya.

Kenapa kok pindah kerja?

Emang gaji di tempat baru besar?

Berarti siap untuk berkarir dong, ya?

Seperti yang gue keluhkan, gue mau bekerja di bidang yang sama dengan jurusan gue kuliah. Iya, jurusan tanah Fakultas Pertanian. Artinya gue bekerja di sektor perkebunan dan gue bekerja di Departemen Riset. Selama ini, karena gue bekerja pada tahun pertama gue lulus kuliah bukan sesuai dengan jurusan, jadi gue sekarang di sini belajar banyak baca lagi literaturnya. Ilmu kalau tidak selalu dipelajari, lama-lama menguap bukan? 

Gue bekerja di sini menjadi anak baru, dengan angkatan lama. Artinya, gue layaknya fresh graduated dan nol pengalaman bekerja, meskipun gue selama 2 tahun pengalaman bekerja di Bank. Hubungannya memang tidak ada, tapi gue bertemu banyak dengan junior-junior alias angkatan lebih muda dari gue pada saat kuliah yang sudah bekerja di sini lebih dulu dari pada gue. Maklum lah, ya. Namanya juga telat, gak ada masalah kalau memang untuk bekerja menurut gue mah.

Gajinya gak lebih besar daripada tempat kerja lama gue, malah jauh lebih kecil menurut gue. Sampai saat ini juga, gaji gue bakal minus buat bayar angsuran ini-itu, ah...niatnya klo dapat gaji dari perusahaan lama buat ada saving, ini malah tambah minus terus. Apalagi gue selalu punya cerita gak enak saat gue datang ke Lampung, ke perusahaan ini. Gue pikir kedatangan gue ke sini bakal dikasih uang ganti, udah mah gue beli tiket garuda, bawa uang cash cuma 200.000 doang, tanya terkait uang ganti, malah sudah tidak ada pemberian lagi. SUCKIT!

Namanya juga hidup, gue selalu nerima aja. Toh kalau banyak keluh kesahnya, pasti bakal gak enak mulu.

Lucunya sebelum gue menerima pekerjaan ini, di awal tahun 2017 gue menulis resolusi yang salah satunya begini:
"Bisa Resign dari Bank Syariah Mandiri"

Pernah gue baca, setiap tulisan tangan kita itu, terkait mimpi dan usahanya yang sejalan, dalam alam bawah sadar, lama-lama akan terwujud asal dengan usaha yang keras. Kenyataannya, gue bisa mewujudkannya, gue bisa. I am breakaway!
Gak berakhir di situ, mimpi-mimpi yang sudah gue tuliskan gue perlahan akan mewujudkannya satu persatu. Untuk masalah karir, gue pernah bilang ke beberapa orang.Gue gak akan lama di perusahaan ini, kenapa? karena mimpi gue harus berlanjut dan tidak mau berhenti sampai di sini. 

Teruslah bermimpi, bangun dari mimpi, berjalan perlahan hingga dapat diraih mimpinya. Satu intinya, kalau kita punya mimpi, ingat...jangan pernah mengumbar mimpi kita kepada orang lain, hingga kita dapat meraihnya.

beranilah bermimpi
jangan berhenti bergerak
teruslah berlari
I am breakaway
dan
do not tell your dream, keep it silent till you get them.

Selasa, 26 Januari 2016

2016!

Meski sudah berjalan hampir satu bulan, tahun 2016 ini sudah semestinya tidak banyak keinginan lagi atau settle. Bekerja, sudah. Penghasilan, sudah cukup. Jalan-jalan, maunya sih terus menjelajah, tapi begitu ingat kalau jalan-jalan butuh uang,tapi nampaknya kalau bekerja sambil jalan-jalan, seru! 

Masih lho gue punya krisis seperempat abad, even umur gue udah lewat di angka seperempat. Apa sih yang buat krisis itu dalam diri gue? Kalau kata gue mah ada banyak, tapi dari keinginan gue yang amat sangat tinggi, ini apa yang gue harus capai.

1. Pekerjaan
Baiklah, gue emang udah bekerja. Kenyataannya gue masih ada sisi idealis dalam diri gue. Background pendidikan dari jurusan tanah yang notabene ilmu pertanian dan gue terdampar di bidang perbankan. Gak gue banget! Kenapa? Gue gak passion sebenernya, salah masuk kamar. Kalau inget ini, bakal banyak cerita gimana gue juga salah masuk kamar waktu ambil jurusan kuliah. But, itu buat gue malah jatuh cinta. Untuk hal ini, tidak.

2. Pertanyaan kapan nikah
Benci gue! 

3. Sekolah lagi
Wageningen Univesitiet, Netherland!

4. Hemat
Gue boros, gue mentingin gengsi ketimbang kesederhanaan. Jatuhnya, ampun gue nyesel gak hidup prihatin!

5. Sehat
Masuk umur yg matang, seharusnya gue udah mikir, tapi gak harus masuk umur matang juga, sik. Kenapa gue mau sehat? Karena gue kerja dan gak pernah sempet olahraga. Syukur-syukur jadi muscle. Ngimpi!

Masalah gue, namanya juga hidup! Selamat sore

Senin, 02 November 2015

What a year can do

Selamat malam!

Kebetulan lagi rebahan, terus iseng buka blogger. Gak taunya, ada yang pingin di-share. Sengaja, karena yang di-share-nya tentang satu tahun gue bekerja di salah satu perusahaan perbankan syariah. Sayang banget kalau gak dikasih kesan berupa cerita-ceritanya.

Kalau dulu pernah sempat galau-galau gue belum gawe dan belum dapet apa-apa, sekarang gue dapet dan ternyata satu tahun itu gak berasa, ya? Meskipun kerjanya bukan merupakan passion-nya gue. Toh, gue bisa jalaninya selama satu tahun ini. Satu tahun ini juga gue gak banyak berharap banyak lagi di perusahaan ini. Tentang karir, gaji, dan jobdesk-nya. 

Hal tersebut bukan yang akan gue ceritain juga, sih. Seorang teman pernah bilang, bukan apa yang telah kamu dapat, tetapi apa yang udah kamu berikan. Intinya, hidup itu melalui prosea keseimbangan, antara memberi dan menerima. Sayangnya, gue lebih banyak menerima daripada memberinya, deh. Hehe...


Satu tahun.

Bukan waktu yang singkat kalau terus menunggu dan juga waktu yang lama. 

Tepatnya, di tanggal 3 November 2014 gue masuk kantor sebagai anak baru, diajari dan diberikan ilmu-ilmu yang belum gue pelajari sebelumnya. Pada waktu itu memang agak awkward dengan teman-teman kantor yang sudah lebih senior, meski umurnya tidak beda jauh. Posisi yang gue terima pada saat itu adalah staff akad. Agak kesusahan juga terkait apa yang harus gue pelajari. Selalu begitu, kalau gue tidak mencintai pekerjaannya itu. Perlu extra belajarnya dan extra sabar buat yang ngajarinnya.

Berangkat pukul 7.00 pagi dan pulang pada jam yang tidak tentu, kadang larut kadang sore. Padahal sempet gue kira, kalau pulangnya bisa pada pukul 17.00, sama kayak bokap gue balik gawe pada waktu itu. Pernah juga pulang di jam sore, itupun pas bulan puasa. Jalani aja. Toh gue yang dapet gajinya ditambah ada uang lemburannya, kan?

Lalu, gue suka memperhatikan beberapa temen-temen kantor yang unik bahkan ada pula yang menyebalkan. Terima saja, bukannya selalu bertemu setiap hari? Kerjasama itu bukannya bisa menutupi satu sama lain? Dan kesalahan-kesalahan yang dibuat bukannya untuk saling bisa memaafkan dan belajar lebih? Karena gue pun tidak luput dari sekumpulan team yang demikian juga, sik. Pernah salah, pernah nyebelin, pernah aneh, dan pernah bersama-sama membuat prestasi. Sekali-kali berbangga boleh kali, ya?

Karena sudah setiap hari bertemu, terkadang ada rahasia yang tidak bisa tertupi. Bahkan, salah satu temen kantor gue bilang "tembok aja bisa dengerin kalau lagi ada rahasia" :)


Alhamdulillahnya gue yang suka hobi jalan-jalan, bisa kesampean juga pergi-pergi yang sempat diimpikan, ijen dan Penang. Kenapa gue bisa bilang begitu? Kayaknya bakal lain cerita lagi nantinya. April dan Agustus. Baru sadar gue ternyata bulannya diawali dengan huruf vokal A. Coincident? 

Terus...terus...it's silly to tell it, the first thing I really want that had have Credit Card. So, I got it and the first stuff I could bought was iPhone 5C. Shallow! :)) 

Banyak cerita dan banyak sudah gue dapetin dari hasil bergabung bersama PT Bank Syariah Mandiri CFBO Cirebon. 

Lalu, setahun ke depan akan bagaimana lagi? Apa yang gue akan dapatkan? Masih bersama Bank Syariah Mandiri? Atau gue pindah gawe di mana gue bisa lebih nyaman dan mengekspresikan diri gue? 

Kaledoskop satu tahun yang cukup berkesan bersamanya. Sayang, kan, kalau gue gak nulis di sini? Banyak relasi, keluarga baru, teman baru, pengalaman, dan semangat yang gak akan berhenti sampai di sini.

What are you next to be?



Minggu, 13 September 2015

Cirebon, Investasi dan Perbankan!

Aduh, aku kelewat untuk posting kuliner kotaku. Gak apa-apa, deh. Masih ada tema lain. Mumpung weekend, aku lanjut lagi, ya?

Menyangkut persoalan pekerjaan sehari-hariku juga, kayaknya bakal panjang, pokoknya panjang. Halah... Iya, iya, aku cuma seorang Banker di kota Cirebon. 

Di kotaku ini tidak terlalu banyak lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, karena aku adalah lulusan pertanian. Selain perbankan, ada juga di bidang distributor dan pabrik pembuatan bahan pakan dan pangan tertentu. Eh, sama PNS juga, sih.

Lalu, sebagai seorang perbankan kerjaannya seperti apa?

Untungnya, aku bukan yang harus selalu berhadapan dengan nasabah. Aku bekerja di balik meja, hmm...tepatnya sebagai back office yang mengurusi masalah KPR.

Meakipun tidak selalu berhadapan dengan nasabah, aku juga pernah bertemu dengan nasbah, iya, karena kami bergerak di bidang jasa, haruslah bersikap ramah.

Banyak pengalaman yang seru dalam menjumpai nasabah baik secara langsung atau lewat telepon. Terlebih lagi dengan masyarakat Cirebon. Dari nasabah yang nurut sampai marah-marahpun pernah aku lalui.

Belum lagi, aku juga harus bertemu dengan rekan perusahan seperti notaris dan pihak asuransi. Yang terkadang pada saat tertentu mereka memberikan "hibah"  berupa makanan. Iya, untuk satu kantor. 

Kantorku bercerita banyak juga, kan?

Makanya, aku tidak selalu dekat dengan telepon genggamku. Memang benar, bekerja di bank harus siap pulang malam juga, karena harus mengejar target. Apalagi di Cirebon, perbankan harus bergeliat dengan terus menerusnya investasi tanah dan bangunan yang terus tumbuh dan semakin mahal. Maklum, kota transit ini memang sedang "panas-panasnya" dalam bidang property.

Aku pernah merasa sedih, saat mencairkan uang dengan nominal ratusan hingga milyaran rupiah tidak pernah aku pegang, hanya melihat dan mencatatnya dalam layar monitor. Begitulah derita anak bank, uangnya hanya titipan. 

Makanya, tunggu apalagi, investasikan uang anda dan miliki asset berupa property yang menjanjikan di Cirebon!

Sst...tapi lewat bank aku, ya? Hehe

Minggu, 06 September 2015

Dendang Cerita Warung Pojok di Pasar Kanoman

*kring-kring*
Udah siap aku ajak jalan berkeliling kota Cirebon lagi? Sebelumnya, aku kasih lantunan instrumen khas dari kotaku ini.


Itu adalah lagu dari warung pojok asli dari Cirebon, kalau liriknya begini:

"Akeh wong padha kedanan masakan,
akeh wong padha kelingan pelayan
Ora klalen kesopanan ning sekabeh lelangganan

Yen balik tas jalan-jalan mingguan
mumpung bae tas gajian kaulan
Warung Pojok go ampiran etung-etung ke kenalan
Tobat dhendhenge emi rebuse,
Sega gorenge dhaginge gedhe gedhe

Adhuh kopie, tobat bukete
Adhuh manise persis kaya pelayane
Pura-pura mata mlirik meng dhuwur
padhahal ati ketarik lan ngawur
Nginum kopi mencok nyembur kesebab
nyasar meng cungur
Tobat dhendhenge emi rebuse
Sega gorenge dhaginge gedhe gedhe
Adhuh kopie tobat bukete
Adhuh manise persis kaya pelayane"

Lantunan lagu tersebut menggambarkan suasana warung pojok. Dengan artian bahwa kalau di warung pojok masakan yang disajikan sangat lezat terlebih lagi di lagu tersebut terdapat rayuan pada pelayannya yang manis. Lalu apa hubungannya dengan tujuan jalan-jalan berikutnya yang akan aku bahas?

Karena ngobrolin warung dan masakannya, aku bawa kalian ke pasar yuk sebagai bahan dasar masakan seperti di warung pojok ini, gimana? Iya, pasar tempat jual beli, tradisional dan cukup istimewa. Namanya Pasar Kanoman. Ingat, pakai huruf "K" depannya bukan "H" bisa-bisa salah arti. Karena arti Kanoman adalah dari kata dasarnya "enom", "anom" alias muda. Uniknya posisi pasarnya berada di pintu masuk menuju Keraton Kanoman Cirebon. Salah satu Keraton yang berada di Cirebon ini.

Lanjut, yuk? Enaknya kalau ke pasar pakai becak aja, ya? Biar ada kesan tradisionalnya sekalian explore kotaku ini.

Akhirnya sampai juga....

Lihat, gerbangnya saja sudah mencirikan bahwa wilayahnya masuk dalam keraton.   Berbagai macam yang dijajakan di sini, termasuk ada yang menjual kain, tepatnya di lantai dua. 

Oh, iya. Sesuai dengan lagu warung pojok, yuk mencari daging sapi untuk membuat dhendeng, serupa daging rendang gitu. Pedagang-pedagang daging baik ayam ataupun sapi adanya di dalam pasar tersebut, kalau tadi penjual kain ada di lantai 2, penjual daging di bawah atau lantai 1. Cukup pengap dan bau yang menyengat. Cukup teratur, sih. Bagaimana mencari bumbunya? Tenang, banyak penjual di sana yang menjual bumbu-bumbu yang telah diolah, digiling halus, dan terlihat juga irisan-irisan cabai merah dijajakan.

Mungkin, namanya pasar rata-rata sama, sih. Meski bau dan kadang becek, setidaknya kita punya bahan untuk menyajikan makanan seperti lantunan di lagu warung pojok. Riang, ramai dan penuh canda yang terlahir dari kesederhanaan dan keragaman. 

Credit gambar: 
#youtube #kompasiana