Selasa, 14 Agustus 2012

Saya (masih) cinta Indonesia, kok !

Ada kata bijak yang mengatakan "Semakinsering kamu pergi ke luar negeri, semakin kamu cinta Indonesia". Kalimat bijak itu yang membuat saya merasa terhipnotis dan menjadikannya pasti kangen Indonesia, kangen loh..bukan cinta. Tapi... hal lain berkata 'iya' yang menyebabkan saya cinta Indonesia, setelah saya melakukan perjalanan ke tiga negara tetangga.

penampakan 3rd class rapid train
Saya begitu antusias dan khawatir kalau melakukan perjalanan sendiri apalagi ini kali pertamanya datang ke negeri orang, tentunya dengan segala persiapan yang sudah dilakukan meski begitu, tetap saja ada yang tertinggal di dalam list  perjalanan saya, sudahlah yang penting intinya juga saya pegang uang dan bermodal 'sok tau' sudah lebih dari cukup. Hal yang paling saya khawatirkan adalah moda perjalanan alias transportasi ketika sampai negara tujuan, entah karena sayanya terlalu katrok atau polosnya kebangetan menjadikan beban dipikiran saya, kenapa? Coba aja di Indonesia ini, selama saya tinggal di kota orang merasa saya bebas bea untuk naik transportasi yang namanya kereta api di seluruh Indonesia, mungkin pembaca gak usah tahu kenapa bisa begitu. hehehe...


kembali ke topik awal, ketika saya sudah sampai di Thailand, saya merasa terkagum-kagum, ternyata benar, negeri gajah putih ini sudah tersohor dalam dunia pariwisata, semua sarana dan prasana dibangun dengan baik, namun, tetap saja ada kelihatan cacatnya ketika saya sudah naik kereta di sana. Ya banyak referensi yang memberitahukan bahwa lebih baik naik kereta karena terkenal murah, ya memang murah sih, di Indonesia pun begitu, kereta api jurusan Jogjakarta-Jakarta hanya dikenakan Rp 35000 sekali jalan untuk kelas ekonomi yang berjarak 560 km ditempuh dalam waktu 11 jam-an, sama halnya dengan jarak Bangkok-Chiang Mai yang tidak berbeda jauh yaitu sekitar 700 km dengan kereta bertipe rapid yang didalamnya terdapat kelas 1,2, dan 3 menempuh waktu sekitar eng ing eng....berangkat pukul 23.00 sampe di Chiang Mai pukul 17.00 , dan belum juga adanya pengoperan para penumpang dari kereta ke bus. -___-"

Dari perjalanan tersebut saya terus ndumel karena kesal, kenapa? kondisi belum mandi, kondisi jendela yang terbuka lebar dan masuk angin, satu hal yang membuat saya benar-benar mati kutu, yaitu long the journey was just silent, mau gimana lagi coba, saya pikir bulan Mei 2012 itu sudah masuk high season dimana banyak turis-turis, kenyataannya? almost the passengers were local ditambah mereka gak bisa bahasa Inggris, saya semakin membatu, sothara....

sepertinya, kalau kita sering mengeluh tentang moda transportasi seperti kereta ekonomi di Indonesia yang butuh ini lah, itu lah, saya pikir sudah lebih dari cukup kok. Kamu pasti akan lebih merasa bangga dan bersyukur, ya walaupun sedikit, ketika sudah jalan-jalan ke luar negeri. Pada saat itu juga saya masih bisa tersenyum lebar bahwa Indonesia tidak parah-parah banget dalam urusan ini.

P.S Tulisan ini bukan tulisan berbayar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

feedback-nya, please.