Suka bingung kalau saya ada panggilan kerja di Jogja. Selain bingung mau nginep di mana, bingung juga kalau udah gak punya kendaraan di sana, maklum, jaman kuliah dulu andalannya sepeda motor. Tapi si motor terbaik yang telah menemani selama beberapa dekade (halah, lebay) udah dijual. Meski motor ijo (supra x 110cc) pernah berkali-kali saya bawa jauh dengan jarang dirawat mesinnya, tetep yahud.
Tapi, saya gak akan ngomongin spek motor yang kemarin, tapi sebagai jobseeker yang manja, emang sih. Mau gak mau, kalau ke Jogja minta anter-jemput. Ngerepotin sih memang, tapi, gimana lagi? Di Jogja emang susah angkutan umumnya. Adapun cuma ada beberapa kopata (semacam kopaja) yang kayaknya udah gak layak pakai dan transJogja yang jam operasinya sampai jam 10 malam. Gak heran, kalau akhir-akhir ini juga di Jogja sudah mulai rame dengan kendaraan pribadi apalagi mobil mewah. Semakin lama, Jogja ya kena impact juga.
Berbeda dengan kota kelahiran saya Cirebon, angkot itu bejubel, dari antar kota (namanya juga angkutan kota) sampai antar kabupaten. Ketika jaman sekolah dulu, saya terbiasa memang dengan naik angkutan umum. Bukan karena gak ada motor dan gak bisa bawa motor, tapi emang belum boleh bawa sama orang tua dulu sih....hehe
Gak cuma Jogja, Cirebon yang memiliki angkutan umum pun kini semakin larut dalam beban lalu lintas yang kian padat. Yang jadi pertanyaan, orang Indonesia makin kaya atau kredit kendaraan bermotor makin murah? Entahlah.
Balik lagi, the jobseeker harus punya inisiatif di sela waktu-waktu kosong yang memang membosankan saat gak ada panggilan kerja. Iya kan? Ada informasi yang akan saya beri, sedikit tentang angkutan umum. karena saya di Cirebon domisilinya, jadi saya kasih informasi sedikit, soalnya udah banyak bejibun informasi. Coba aja googling dengan keyword "angkot cirebon" pasti udah lengkap. Nah, di sini mau kasih info juga, kalau ada yang mengunjungi kota ini, tapi bingung ke mana dan naik apa.
Gak banyak angkutan sebenernya di kota ini, mari saya jabarkan.
Angkot/Angkutan Umum berupa minibus
Angkutan umum di Cirebon rata-rata sama warnanya, biru muda. Namanya juga gak aneh-aneh kayak angkot di Malang. Cukup mudah, dari D1-10 untuk rute kota Cirebon dan berawalan G untuk antar kota-kabupaten dan pastinya rute inipun beda. Yaiyalah....Kalau harga umumnya itupun kalau belum berubah cuma 3000. Murah bukaaaann.....?
Eits, meski ini angkot banyak, tapi gak semua angkot sering kita temui. Umumnya, kalau yang wilayah kota aja angkot yang suka berseliweran D4, D5, D6, D7 dan D8. Menariknya ada rute yang dilalui sama oleh angkot ini. Saya akan berikan screenshot-nya berikut ini:
titik ungu, coklat, kuning, merah dan hijau merupakan titik pertemuan angkot D4, D5, D6, D7 dan D8. Tidak hanya angkot yang saya sebutkan, tetapi angkot jalur kota pertemuannya di titik tersebut |
Jadi ingat saat di Jakarta, jalaur transit busway berada di Harmoni untuk beberapa rute. Sama halnya dengan itu, maka tidak usah repot dan takut kesasar. Oh iya, untuk angkot D5 dan D6 memiliki rute hampir sama, jadi kalau ingin menuju jalan dr.cipto oke, lebih gampangnya menuju CSB/Grage Mall, ambil saja rute di antara kedua itu. Sedangkan untuk rute ke terminal ambil juga D5, D6, D7, atau D8. Saran saya, untuk yang lebih baiknya turun depan terminal, mending ambil D7 atau D8. Karena kota Cirebon kecil dan tempat wisata dalam kotapun tak banyak, gampang sekali untuk naik kendaraannya. Tapi, kalau masih takut ambil alternatif kedua, yaitu...
Becak
Kendaraan merakyat yang hampir dapat ditemui di mana-mana, terlebih lagi di daerah wisata dengan ciri beroda tiga dengan mesinnya si abangnya sendiri. hehe...Nah, uniknya becak di Cirebon bukan merupakan becak wisata dan ukurannya lebih kecil juga. Berwisata atau pergi ke mana aja dengan becak adalah bawaannya nyantai, iya nyantai alias lama sampai ke tujuannya. hehe....
Kalau ada kalian yang turun di Cirebon pada malam hari dan sudah tidak ada angkot, maka carilah mamang becak, gak usah takut, kalau kalian turun dari stasiun dan menuju kawasan yang masih di kota, atau dari terminal tarif penawaran pertama mintalah 10.000. Syaratnya sudah tau mau ke kawasan kota dan jangan ambil mamang becak yang tua. Yang ada nanti disuruh narik. Oh iya, tawar-menawarnya pakailah bahasa jawa pantura dan tidak disarankan juga sih pakai bahasa Indonesia, yang ada nanti makin mahal. Eh, ini saran aja dari saya, tapi kalau di luar dugaan tarifnya, mungkin kamu gak bisa nawar kayak...saya :D
Ojek
Untuk ojek, jarang saya temui di beberapa tempat. Kecuali, aksesnya sudah tidak dilalui kendaraan angkot. Ojek di sini pun masih masuk akal harganya, kok. Gak mahal-mahal banget, kayak di Jakarta. hehe...Jelaslaaaah.
Meski ada beberapa alternatif kendaraan umum yang ada di Cirebon, lonjakan kendaraan pribadi gak bisa ditahan, jadilah orang Cirebon semakin melonjak-lonjak (krik-krik). Semakin mandiri juga kayaknya masyarakat Indonesia, gak cuma di Cirebon. Makanya, satu mobil satu orang. Lebih mending mana kalau tiap hari ganti-ganti kendaraan? hehe...maksudnya sih, ganti-ganti kendaraan umum. Gak semua dibebankan ke pemerintah juga, cara berpikirnya juga memang harus dirubah. Halah....
Jadi, tunggu apalagi, mampir mene ning Cerbon......
Becak
Kendaraan merakyat yang hampir dapat ditemui di mana-mana, terlebih lagi di daerah wisata dengan ciri beroda tiga dengan mesinnya si abangnya sendiri. hehe...Nah, uniknya becak di Cirebon bukan merupakan becak wisata dan ukurannya lebih kecil juga. Berwisata atau pergi ke mana aja dengan becak adalah bawaannya nyantai, iya nyantai alias lama sampai ke tujuannya. hehe....
Kalau ada kalian yang turun di Cirebon pada malam hari dan sudah tidak ada angkot, maka carilah mamang becak, gak usah takut, kalau kalian turun dari stasiun dan menuju kawasan yang masih di kota, atau dari terminal tarif penawaran pertama mintalah 10.000. Syaratnya sudah tau mau ke kawasan kota dan jangan ambil mamang becak yang tua. Yang ada nanti disuruh narik. Oh iya, tawar-menawarnya pakailah bahasa jawa pantura dan tidak disarankan juga sih pakai bahasa Indonesia, yang ada nanti makin mahal. Eh, ini saran aja dari saya, tapi kalau di luar dugaan tarifnya, mungkin kamu gak bisa nawar kayak...saya :D
Ojek
Untuk ojek, jarang saya temui di beberapa tempat. Kecuali, aksesnya sudah tidak dilalui kendaraan angkot. Ojek di sini pun masih masuk akal harganya, kok. Gak mahal-mahal banget, kayak di Jakarta. hehe...Jelaslaaaah.
Meski ada beberapa alternatif kendaraan umum yang ada di Cirebon, lonjakan kendaraan pribadi gak bisa ditahan, jadilah orang Cirebon semakin melonjak-lonjak (krik-krik). Semakin mandiri juga kayaknya masyarakat Indonesia, gak cuma di Cirebon. Makanya, satu mobil satu orang. Lebih mending mana kalau tiap hari ganti-ganti kendaraan? hehe...maksudnya sih, ganti-ganti kendaraan umum. Gak semua dibebankan ke pemerintah juga, cara berpikirnya juga memang harus dirubah. Halah....
Jadi, tunggu apalagi, mampir mene ning Cerbon......