to see the world, things dangerous to come to, to see behind walls, draw closer, to find each other, and to feel. That is the purpose of life - TSLoWM
Minggu, 16 November 2014
A Message: Tintin's
Sabtu, 25 Oktober 2014
FURY Movie: Dari Seorang Gagap Genre Film
Poster Fury (diambil dari google) |
Ini ada temen yang ngasih tau nama tank-nya |
Sabtu, 18 Oktober 2014
Bagi Pengalaman: Gue Bisa Karena Biasa
*****
Dari kegiatan yang gue lakuin, bukan gue sombong atau apa, tapi gue bisa berfikir dan menemukan solusi. Baru kemarin gue bertemu dan berdiskusi masalah konsep perkembangan
Gue bersyukur sekali bisa membantu dengan mengemukakan solusi yang sedang dibahas kemarin. Gue bangga sebenarnya bisa menjadi keluarga tersebut. Ada baiknya gue juga tetap belajar, gak melulu meninggikan ego. Masih banyak kekurangan malah.
P.S
iseng aja sebenernya menulis ini, karena pingin rajin mengisi tulisan di blog. Teori ini berdasarkan pengalaman aja.
Jumat, 17 Oktober 2014
The Judge: Bukan Review - Sosok Bokap Dan Impian
The Judge Poster (credit by wikipedia) |
Konflik terjadi saat Hank berada di Indiana dan ayahnya yang merupakan seorang hakim kenamaan yang bernama Joe Palmer terlibat kasus pembunuhan. Di sana Hank yang seharusnya bisa kembali lagi ke Chicago akhirnya menjadi pengacara bapaknya. Meskipun Hank dan Bapaknya memiliki hubungan yang tidak baik. Lalu apa yang membuat Hank menjadi pengacara bapaknya? salah satunya kenangan masa kecilnya dan menjadi anak yang bisa membanggakan ayahnya.
****
Begitu banyak konflik keluarga antara ayah-anak, ibu-anak atau mungkin ayah-ibu. Dari film saja, terkadang gue ngerasa tersendir dan di situlah muncul pula kenangan saat masih kecil bersama bokap gue. Di umur yang dikatakan dewasa ini, gue belum bisa bahagiakan baik nyokap ataupun bokap. Apa yang terlintas dalam gambaran sebuah film, terlebih bertemakan keluarga, gue lebih banyak merenung karena gue belum bisa dituntut lebih untuk menjadi anak yang mereka harapkan.
Ah, gue cuma bisa menjelaskan singkat di blog ini, untuk mengenal gambaran gue bersama bokap gue, ada dalam tautan dari blog gue yang lain.
Selasa, 14 Oktober 2014
Sisa Malam Ini
Basah....
Jejak yang ditinggalkan selepas hujan malam ini. Jangan harap kau temui pelangi apalagi bidadari.
Tetesan yang tertinggal yang jatuh pada benda-benda seakan detakan jantung kehidupan manusia dan aroma khas itu bukan saja yang ditunggu, tapi dirindukan yang telah menemukan kerinduannya.
Aku rindu, kaupun berseru.
Sisa malam yang kini hening membuat manusianya menyatu dalam rindu. Sempurna!
Rasakan dan pejamkanlah matamu. Seakan kau menemui aku dari sisa malam selepas hujan ini.
Minggu, 12 Oktober 2014
Dalam 5 Jam Perjalan: Piknik Nyelfie dan Seadanya
#selfie hore 1 |
#selfie hore 2 |
#selfie hore 3 |
#selfie hore 3 |
#curfie curug selfie 1 |
#curfie curug selfie 2 |
#curfie curug selfie 3 |
#curfie curug selfie 4 |
Pertanyaan
Pertanyaan yang harus dipaparkan dengan jelas adalah kenapa dan bagaimana. Tetapi hidup itu juga merujuk pada Apa. Sehingga melanjutkan ke seri berikutnya yang mana. Ah, layaknya bahasa komunikasi hal tersebut dapat dilakukan Di mana.
Timbullah pertanyaan tersebut, yang susah adalah menjawabnya.
Hm...aku mengantuk, bisakah kita akhiri?
***
Jumat, 10 Oktober 2014
Nonton Tontonan!
Michael Bay (credit by google) |
Christoper Nolan (credit by google) |
Poster film Interstellar (credit by google) |
Rabu, 03 September 2014
Cerita pagi buta: Gagal Tes Kerja itu memang NYZK!
Balik lagi, gue masih terjaga di malam hari dan isi kepala yang ingin gue tumpahkan ke sini. Sudah jarang lagi gue menjadi manusia malam.
Manusia malam dan menjadi job seeker soalnya. Kalau gak menjadi manusia malam, brarti gue lagi sibuk nyari gawe. Begitupun sebaliknya. Hampir memasuki fase yang galau akut gue, kegagalan demi kegagalan yang gue dapet akhir-akhir ini.
Sebelumnya, kegagalan gue pada perusahaan BUMN di industri perkebunan tebu bernama RNI. Sebenarnya perjalanan menuju tes RNI ini yg sudah melepas panggilan dari PT Pusri dan Bank BNI disaat bersamaan. Soalnya, tesnya pun berlokasi di Surabaya dan saat itu gue udah menuju ke sana. Tahapan tesnya RNI yang pertama gue alhamdulillah lolos, langsung menuju tes wawancara. Pernah denger, kalau si interviewer enjoy dengan kita saat wawancara, sudah dipastikan kita lolos. Pengumuman datang hampir 1 bulan, karena gue optimis bakal lolos, gue mulai belajar lagi materi-materi tentang pertanian dari 4 komoditi, the, tebu, sawit dan karet. Sayang, ekspektasi gue yang berlebihan membuat gue gagal dan kecewa. Mungkin belum rejeki, susah kalau memang belum rejekinya. Gue tetep istikomah aja ke Alloh.
Berikutnya,
Alhamdulillah, ada rekrutmen BUMN lagi bernama PT Pusri. Pesenlah tiket ke Jakarta, kebetulan rekrutmen umum, jadi bukan di kampus gue, UGM. Hari Minggu, gue bareng temen-temen alumni ilmu tanah UGM bertemu untuk mengikuti tes, rangkaian tesnya panjang ini perusahaan, tapi pengumuman hasilnya cepet. Dari tes pertama yang gue jalani bernama tes aptittude, gue lolos. Sayangnya, temen gue dari UGM beberapa di antaranya gagal dan pulang, sampai menyisakan hanya 3 alumninya saja. Gue, adek tingkat gue angkatan 2008 dan 2009. Berlanjut ke tahap tes TPA. Malam sebelumnya, gue belajar karena emang gue niat banget masuk perusahaan pupuk. Buka-bukalah buku biologi dasar semasa kuliah. Matematika juga sempet gue pelajari untuk mengingat rumua turunan dan integral, karena TPA itu kepanjangan Tes Potensi Akademik. Dari kasus sebelumnya dari temen-temen gue, soal yang bakal keluar adalah soal pengetahuan dasar sesuai dengan jurusan eksak dan non eksak.
Apa yang terjadi. Gagal! Kok bisa? Gue selalu tertipu dengan 'katanya' dsn forum dari internet. Bodohnya, gue kelewat rajin juga belajarnya. Siapa yang gak kecewa berat? Soalnya pun tidak ada sangkut pautnya dengan akademik yang kita pelajari di bangku kuliah. Malah bertipe psikotes dengan variasi yang sangat komplek. Apalagi matematikanya, gue lupa semua tuh materi deret, muncullah jumlah deret dari suku ke-blabla dan suku ke-blabla. Ada pula yang lebih absurd lagi, menghitung suku ke-x dari desimal bilangan 3.14xxx gitu deh. Matilah gue! Ini mungkin yang namanya belum berjodoh, sekuat apapun usahanya kalau belum dikatakan 'ya' oleh Alloh tidak akan terjadi.
Kali inipun gue makin kelabakan cari kerja, kenapa? Kalau bokap gue per tanggal 1 September 2014 kemarin udah pensiun, dan gue baru tahu malem sebelumnya coba? Gue shocked berat. Apalah gue keluyuran cari kerja sana sini tapi belum ada yang nyantol. Entah sekarang yang gue lakuin nyari kerja apapun, paham sik kalau Alloh sudah menggariskan takdir seseorang meskipun gue masih berusaha nyari. Sebelumnya gue juga nolak keberangkatan kerja di perusahaan milik PMA Malaysia.
Ada yang bilang rejeki nggak ke mana, tapi gue tetep mau ke mana-mana, sik. Gimana?
*
Gue nulis ini sebelumnya agak sedih, makin ke akhir kok nggak sama sekali? Oh, gue meski job seeker ada kegiatan yang bisa gue banggain *tetep* lho kayak komunitas gue @NontonCRB sama @CirebonBerkebun \o/
Jumat, 08 Agustus 2014
WHAT I HEARD THE MOST LATELY?
Jumat, 11 Juli 2014
Minggu, 06 Juli 2014
My Brand New Day: Don't I look So Sad, huh?
Jumat, 30 Mei 2014
Malangku di Malang: Belum Berakhir!
Cetak-Miring-garis-bawah:
Bahasa Cerbon: kita = saya.
Rabu, 28 Mei 2014
Malangku di Malang: Penginapan atau Kandang (?)
"ini, pak.." dengan menyodorkan uang
"20000, mas" sela si bapak ini
"loh, tadi perjanjiannya katanya 15000, masa nambah?" protes saya dengan heran
"ya, kan tadi sekalian keliling nyari penginepan, tha?"
Kesal dengan si bapak ini, saya tidak mau banyak berdebat, karena memang lelah. Saya berikan tambahan uang 5000 lagi kepadanya. Dengan muka kesal, saya memberikannya dan melipir masuk penginapan tanpa memberikan ucapan terima kasih. Tau gitu, saya ajak keliling-keliling lagi, deh. Lagian, kayaknya deket juga jaraknya dari stasiun sampai penginapan ini. Gumam saya dalam hati.
Karena belum memasukan dompet ke saku celana, saya kembali menuju meja resepsionis untuk melunasi pembayaran langsung untuk satu hari menginap dan memberikan KTP saya sebagai jaminan. Si mas janggut-kurus-berjenggot-ala-Bams Samson ini lalu menyerahkan kunci kamar kepada saya, sebelum menuju ke kamar, si mas tersebut memberikan tips tambahan kepada si bapak tukang becak ini sebesar 10000 rupiah. Anjislah, gak bener itu tukang becak. Kata saya dalam hati.
KAMAR NO 9
Kamar saya berada di lantai 2 di penginapan itu, saya terkejut saat melihat kamar sudah terbuka lebar. Di sana saya menemui ada seorang mas-mas lagi yang berkisar umur 28-an yang sedang membereskan kamar mandi, tepatnya membersihkan dan mengisi bak mandi dalam kamar tersebut.
"Nginep berapa lama, mas?" Pertanyaan sapaan pengenalan dari si mas itu.
"Oh, cuma sehari aja, kok, mas" jawab saya singkat
Karena percakapan ini saya anggap tidak penting, saya tidak melanjutkan dialognya, deh.
Setelah selesai semua dibereskan oleh si mas tersebut, saya masih menerawang kamar ini.
Kamar yang berisi satu tempat tidur ber-type family bed yang tersudut dengan kasurnya berupa...kapuk.
Dua bantal yang sudah...lepek.
Spreinya dengan motif...kembang-kembang.
Satu meja dan satu kursi yang...berkarat
Kipas angin yang...berdebu
Letak tv yang menempel pada dinding dengan bersangga pada besi ternyata nampak benda tersebut terkurung pada...sel
masuklah ke kamar mandi dan masih beralas...tegel
dengan bak yang, saya nggak tega. oke tapi airnya bersih, sih. Cuma baknya nampak terlihat...kotor
Mau bagaimanapun, kalau harganya terbilang murah banget, ya mungkin kondisinya seperti ini. Sudah tidak peduli lagi dengan kondisi kamar, yang penting bisa tidur, mandi, dan mengikuti tes. Saya lalu mengeluarkan isi tas, satu hal yang saya utamakan, ialah mengecas hape. hehe... Sembari merebahkan badan dengan kaki saya sambil merentang-menutup seperti Sinchan yang sedang ngambek, tiba-tiba kaki saya menyenggol tembok yang ternyata...TRIPLEK!
Karena merasa aneh, jangan-jangan hanya saya sendiri yang menginap di sini, saya melihat-lihat ke lorong deretan yang hanya ada 4 kamar, sambil menengok kamar sebelah yang merupakan kamar paling pojok setelah kamar saya, ternyata kamarnya lebih parah dari yang saya tempati dengan gorden yang terbuka atau memang tidak menempel pada penyangganya, dengan kasur single, tanpa adanya tv di dalamnya. Mungkin kamar tersebut memang dalam kondisi yang sangat amat tidak layak dan terawat. Pikir saya, kenapa saya dikasih kamar yang bersebelahan dengan kamar yang kayak gitu, ya?
Sebelahnya, untungnya. Ada beberapa pemuda yang baru check-in juga setelah saya lihat.
Sayangnya, saya tidak mengabadikan penginapan selama saya di Malang, mungkin saya akan memasukkan beberapa foto yang berkaitan dengan cerita ini.
To be continued...
Selasa, 27 Mei 2014
Saat Impian Masih Menggantung: Grateful to The Fullest
Senin, 26 Mei 2014
Malangku di Malang
'Ya masa, kalau lupa ditulis, hal apa yang mau diceritakan?'
'Bisa, Nu. Bisa, kamu inget-inget lagi, dong!'
'hmmm.....'
di depan stasiun Malang |
Pendaki di depan stasiun Malang |
Kamis, 01 Mei 2014
Dimulai Dari Sini (Selamat Tinggal P. Jawa)
Oke, gue akan kasih tau, bukan ngasih cerita, ya... Eh, cerita dikit bolehlah, ya... Gak konsistem gue, ya? Biar!
Gue bukan bermaksud buat review film-nya. Jadi, kenapa gue tulis ini? Karena dalam beberapa waktu dekat, gue akan pergi ke tempat di mana akses internet, sinyal telepon seluler dan hingar bingar kota akan jarang terlihat.
Di mana, Nu?
Kalimantan.
Maklum, seorang lulusan sarjana pertanian yang gue dapet belom afdol kalau belum masuk hutan, kebun, atau mungkin rimba raya. Hehe...
Kalau hubungannya dengan kutipan itu dengan keadaan yang akan gur alami adalah bahwa hidup harus dihadapi seberapapun bahayanya dan sebisa mungkin kita untuk dapat merasakannya.
Perjalanan setelah lulus kuliahlah yang membuat gue menjadi takut untuk melangkah lebih jauh, rasanya tanggungjawab yang gue akan terima bakal lebih besar, bukan lagi gue yang harus terus-terusan diberi jatah uang bulanan sama ortu semasa kuliah, namun gue harus memikirkan juga bagaimana bisa membalas kebaikan mereka.
Memang, gue gak pernah berfikir masuk pertanian dengan program studinya ilmu tanah dan menjadi petani, tapi kenapa harus disesali? Gue sendiri yang bisa nikmati hasilnya dan gue sendiri yang harus bisa melanjutkan cita-cita gue. Gak banyak lho orang yang mau masuk kuliah di fakultas pertanian, apalagi bidang studinya ilmu tanah? Kalau gue bisa bilang, "hidup itu bukan dijalani, tapi dinikmati"
Yah, begitulah info yang udah gue kasih dan sedikit cerita cita-cita di masa depan. Kalau kita hanya diam saja dan memilih-milih kerjaan dan keluar tanpa alasan jelas lalu buat apa kita punya mimpi namun hanya di alam bawah sadar saja? Wujudkanlah!
Minggu, 02 Maret 2014
Tandem
Kamis, 20 Februari 2014
Sales ngenes
Oke, gue bakal nyritain, rasanya jadi sales, sebagai intro. Gue akan bahas dalam waktu yang sesegera mungkin.